“Drama Natal” Wilayah Manado Sentrum Dikritik Habis Penatua & Syamas.

GMIM Sentrum Manado

MANADO-Ibadah perayaan menyambut natal Yesus Kristus yang dilaksanakan KKPGA (Kerukunan Keluarga Pelayan & Guru Agama) Sinode GMIM di Wilayah Manado Sentrum Senin, 07 Desember 2020, konon meninggalkan kesan miris bagi sejumlah pelayan khusus di wilayah tersebut. Selain jadwal perayaan ibadah natal KKPGA Sinode GMIM tersebut dilaksanakan mendadak tanpa ada pemberiatahuan jauh sebelumnya kepada BPMJ se wilayah Manado Sentrum, yang berdampak pada jadwal ibadah perayaan natal se Wilayah Manado Sentrum yang sudah dibahas jauh sebelumnya terpaksa harus dibatalkan.

Sekretaris BPMJ GMIM Zaitun Mahakeret Pnt. Bernad Lombo mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan dengan kebijakan pembatalan sepihak yang dilakukan Ketua BPMW Manado Sentrum terhadap ibadah perayaan menyambut natal Yesus Kristus se Wilayah Manado Sentrum. “Jujur kami kecewa, karena pembatalan ini dilakukan sepihak oleh ketua BPMW tanpa ada pemberitahuan jauh sebelumnya kepada kami. Padahal, jadwal perayaan natal wilayah Manado Sentrum jauh sebelumnya sudah ditetapkan dalam sidang majelis wilayah,” ucap Lombo.

“Jujur kami kecewa, karena pembatalan ini dilakukan sepihak oleh ketua BPMW tanpa ada pemberitahuan jauh sebelumnya kepada kami. Padahal, jadwal perayaan natal wilayah Manado Sentrum jauh sebelumnya sudah ditetapkan dalam sidang majelis wilayah,” ucap Lombo.

Bukan hanya itu, dirinya juga ikut menyesalkan “drama natal” yang dipertunjukan sejumlah pelayan khusus yang dinilai sarat dengan muatan-muatan politik jelang tahapan pencoblosan suara pada pilkada serentak 09 Desember 2020 lusa tersebut. Selain telah mengotori kekudusan rumah Allah, “drama natal” tersebut sangat kontra-produktif ketika jemaat GMIM khususnya dan warga kota Manado pada umumnya sementara berada dalam masa tenang sesuai dengan himbauan KPU dan Bawaslu. “Kita berharap semestinya Pendeta mampu membawah kesejukan dan kedamaian di masa-masa penantian kelahiran Yesus. Bukan sebaliknya membawa kegaduhan di jemaat. Gereja sebaiknya tidak terlalu jauh berpolitik,” pesan Lombo.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Komisi Remaja Sinode GMIM Pnt. Melky Patiwael. Menurut Ketua Komisi Remaja Wilayah Manado Sentrum ini, semestinya pembatalan ibadah perayaan natal se Wilayah Manado Sentrum tidak bisa dibatalkan sepihak oleh ketua BPMW Manado Sentrum. Selain sudah dibahas dalam sidang majelis wilayah, seluruh jemaat di wilayah Manado Sentrum sudah menyiapkan konsumsi untuk dinikmati bersama. “Seluruh jemaat sudah menyiapkan diri dari pagi untuk membawah makanan dan minuman. Namun, sayang tiba-tiba mendapat informasi bahwa acara tersebut batal dilaksanakan,” jelas Patiwael. “Saya secara pribadi sudah menyampaikan keberatan langsung kepada ketua BPMW termasuk mempertanyakan kenapa dibatalkan,” kata Patiwael.

Terkait “drama natal” yang konon mendapat tanggapan miris dari sejumlah penatua dan syamas di wilayah tersebut, Patiwael dengan spontan mengatakan, secara pribadi dirinya mengakui bahwa masing-masing anggota jemaat memiliki hak politik. Hanya saja, hak untuk berpolitik tersebut sebaiknya digunakan secara beretika termasuk ketika berada di dalam gedung gereja. “Saya lebih setuju jika para Pendeta-Pendfta GMIM melaksanakan tugas sesuai dengan 1 Petrus 5 : 2 yang didalamnya banyak menjelaskan tentang tugas pokok dari seorang gembala. Saya berharap marilah para Pendeta Pendeta kembali ke tugas awal yaitu menyampaikan firman Tuhan,” ingat Patiwael menutup pembicaraan.(maxi)