Obama : Kekerasan di Capitol Dipicu Presiden yang Terus Berbohong

Mantan Presiden AS Barack Obama

WASHINGTON-Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang gedung parlemen, US Capitol, di Washington kemarin untuk menolak hasil pemilu 3 November yang menyatakan Joe Biden sebagai pemenang dan Trump kalah. Seorang perempuan tewas setelah tertembak di dada akibat peristiwa itu.

Mantan Presiden Barack Obama menyesalkan kerusuhan yang terjadi di gedung parlemen ini. “Sejarah akan mengingat dengan tepat kekerasan hari ini di Capitol, yang dipicu oleh presiden yang sedang duduk yang terus berbohong tanpa dasar tentang hasil pemilihan yang sah, sebagai momen penghinaan dan aib besar bagi bangsa kita,” kata Obama dikutip dari CNBC, Kamis (7/1).

Obama menyindir, dua bulan terakhir, sebuah partai politik dan media pendukungnya sering tidak mau mengatakan yang sebenarnya kepada pengikutnya. “Bahwa ini bukanlah pemilihan yang sangat ketat dan bahwa Presiden terpilih Biden akan dilantik pada 20 Januari. Narasi fantasi mereka telah berputar semakin jauh dari kenyataan, dan itu dibangun di atas tahun-tahun kebencian yang ditaburkan. Sekarang kami melihat konsekuensinya, yang menjadi ‘violent of crescendo’,” kata Obama.

Sebelum gedung Capitol dijaga ketat pada Rabu malam, para perusuh dengan bebas menduduki kompleks Capitol, termasuk ruang Senat. Bahkan ada seorang pria tampak berdiri di kursi presiden Senat dan berteriak, ‘Trump memenangkan pemilihan itu!’. Beberapa petugas penegak hukum mengatakan, seorang wanita yang ditembak di dalam gedung Capitol selama kekacauan telah meninggal, dan setidaknya satu alat peledak rakitan ditemukan.

Pernyataan keras Obama mengikuti pernyataan kemenangan dari Presiden AS ke-44 hanya enam jam sebelumnya di mana ia memberi selamat kepada Raphael Warnock karena memenangkan pemilihan bersejarah di Georgia, dan menjadi senator kulit hitam pertama di negara bagian itu. “Teman saya John Lewis pasti tersenyum di Georgia tercinta pagi ini, karena orang-orang di seluruh negara bagian meneruskan tongkat estafet yang dia dan banyak orang lain berikan kepada mereka,” tulis Obama sebelumnya.

“Senator kulit hitam pertama Georgia akan membuat majelis lebih mencerminkan negara kita secara keseluruhan dan membuka pintu bagi Kongres yang dapat menghindari kemacetan demi kemacetan untuk fokus pada banyak krisis yang dihadapi bangsa kita, bantuan pandemi bagi keluarga yang berjuang, hak suara, melindungi planet kita, dan banyak lagi,” jelas Obama.

Dikutip dari laman CBS, Rabu (6/1), serangan itu menyebabkan para anggota Senat dan DPR segera mengambil reses ketika polisi menerapkan penjagaan ketat. Peristiwa ini menyebabkan Wali Kota Washington D.C Muriel Bowser memerintahkan jam malam dari pukul 18.00 kemarin hingga pukul 09.00 hari ini waktu setempat. Suasana di ibu kota AS kini mencekam. Kerusuhan ini terjadi tak lama setelah Trump menyampaikan pidato yang lagi-lagi menyebut dia menang pemilu dan menyerukan para pendukungnya untuk menolak hasil pemilu.

Massa pendukung Trump yang marah bentrok dengan polisi, mereka memanjat dinding gedung, memecahkan kaca, pintu Capitol Building. Sebagian bahkan berhasil menerobos masuk ke ruang Senat dan polisi melepaskan tembakan. Sejauh ini polisi mengatakan mereka belum menangkap seorang pun.

Seorang perempuan tewas setelah tertembak di bagian dadanya di halaman Gedung Capitol, kata polisi kepada CNN. Rincian insiden ini belum tersedia dan juru bicara kepolisian mengatakan mereka akan menjelaskan kejadian ini nanti. Sejumlah petugas juga terluka dalam bentrokan ini. Para pendukung Trump yang banyak memakai topi MAGA tanpa masker itu berkumpul di The Ellipse tempat Trump menyampaikan pidato. Setelah pidato itu massa mulai merangsek ke kompleks gedung parlemen sambil meneriakkan slogan-slogan. Polisi dan aparat keamanan berusaha menghalangi dengan memasang blokade dan lapisan personel. (mer)