MANADO-Tidak hanya melakukan peninjauan langsung ke sejumlah lokasi bencana tanah longsor dan banjir di kota Manado sejak Sabtu, (16/01) tadi malam. Namun, ditengah hujan lebat yang mengguyur kota Manado hingga pukul 22.15 WITA tadi malam, Walikota Manado DR. GS Vicky Lumentut, SH. M.Si nampak masih memantau langsung kondisi korban jiwa warga yang terdampak tanah longsor di sejumlah lokasi.

Ditengah guyuran hujan lebat serta hanya menggunakan jas hujan dan sesekali harus terkepung banjir sedalam 50 centi meter meter, Ketua DPD Partai Nasdem Kota Manado ini terlihat keluar masuk kelurahan, memantau rumah penduduk, sarana ibadah bahkan fasilitas umum lainnya yang terdampak banjir dan tanah longsor. Sejak Sabtu, (16/01) tadi malam, Lumentut terus mengingatkan warga kota Manado yang berada di daerah rawan banjir dan longsor untuk segera mengsungsi ke lokasi yang aman.
Sebagai bentuk kepedulian dan rasa duka mendalam terhadap keluarga korban tanah longsor, Minggu (17/01) hari ini, Lumentut ikut melayat langsung di rumah duka atas berpulangnya alm Meiny Makarawung-Pondaag, korban tanah longsor di kelurahan Malalayang Satu. Dalam sambutannya, Ketua Komisi P/KB Sinode GMIM ini mendoakan keluarga yang ditinggalkan untuk tetap diberikan kekuatan, ketabahan serta penghiburan.

Sementara itu, perkembangan terbaru menunjukan, Tim SAR kembali berhasil melakukan evakuasi terhadap satu korban jiwa atas nama San Hasan warga Jalan Sea, Lorong Cempaka, Kecamatan Malalayang. Naasnya, saat ditemukan, posisi korban sementara berusaha naik ke lantai dua dari bangunan yang runtuh tersebut.
Kepala Kantor Basarnas Kota Manado Suhri Noster Norbertus Sinaga , Minggu (17/1/2021) mengatakan, anggota Basarnas Manado sudah diperintahkan mempersiapkan peralatan untuk mengantisipasi apabila terjadi banjir, pohon tumbang, atau tanah longsor. “Kami siap menerima laporan-laporan apabila dari masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya yang tertimbun longsor call 115 atau 082187123778,” pungkasnya.
Dampak banjir dan tanah longsor di kota Manado tidak hanya menelan korban jiwa dan rumah-rumah milik penduduk. Namun, sejumlah sarana ibadah juga ikut terdampak. Di GMIM Senggighilang Bailang, air yang disertai dengan lumpur ikut masuk ke rumah ibadah. Akibatnya, sejumlah fasilitas ibadah seperti kursi dan alat-alat elektronik lainnya ikut terdampak. Sejumlah anggota jemaat terlihat bahu-membahu membersikan lumpur yang masih menempel di bagian gedung gereja.(*)