MANADO-Dua keluarga di lingkungan 7 kelurahan Perkamil kecamatan Paal II, nyaris menjadi korban tanah longsor saat hujan lebat yang mengguyur kota Manado, Jumat (22/01) kemarin. Hanya berselang 15 menit pasca seluruh keluarga mengevakuasikan diri ke tentangga yang hanya berjarak 50 meter dari rumah mereka, tanpa diduga longsoran tanah yang berada tepat di belakang rumah mereka, langsung menutupi sebagian rumah khususnya bagian tengah dan dapur. “Memang kwa kalau ada terlambat sedikit kita so nintau ada jadi apa dengan torang,” kata Lifia Mansoara, salah satu anggota keluarga.

Menurut Lifia, longsoran yang sama juga pernah terjadi pekan lalu saat hujan lebat mengguyur kota Manado pada 15-16 Januari 2021 pekan lalu. Hanya saja, longsoran tanah yang berasal dari bukit Liwas tersebut, tidak sehebat dengan peristiwa Jumat, (22/01) kemarin. “Kalau pekan lalu hanya longsoran tanah biasa, tapi kali ini bukan cuma longsoran tanah, namun juga ikuti dengan beberapa pohon besar yang berada tepat di belakang rumah,” cerita Lifia, yang untuk sementara harus mengevakuasikan diri ke rumah tentangga bersama suami, kedua anaknya serta kedua orang tuannya.
Hal yang sama juga diceritakan Son Kawowode, warga kelurahan Perkamil yang hanya berjarak 5 meter dari rumah Lifia Mansoara. Menurut Son, tepat pukul 15.00 WITA dirinya melihat sebuah gundukan tanah bergerak dari atas gunung menuju ke kediaman keluarga Mansoara-Lope. Hanya dalam hitungan detik, longsor tanah tersebut langsung menimpah sebagian rumah milik keluarga Mansoara-Lope. “Kalau kita yanda bataria kaluar rumah, kita so nintau mo jadi apa pa dorang di dalam rumah,” urai Son yang juga rumah kediamannya ikut menjadi korban tanah longsor.

Sementara, informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor Jumat, (22/01) kemarin sebanyak 3 orang. Dalam keterangan Kepala BPBD ManadoDonald Sambuaga kepada republika.co.id mengatakan, hingga pukul 22.00 Wita sudah tiga orang yang meninggal dunia, di mana dua orang karena tanah longsor dan satunya korban banjir. “Data yang masuk di posko penanggulangan bencana Manado, korban yang meninggal dunia bernama Johnly Bawoleh, karena tanah longsor di Kanaan, Ranotana, kemudian Sima Inaku, di Ternate Tanjung, meninggal dunia di tempat pengungsian di Masjid Darrul Arqam, karena rumahnya banjir,” katanya. Sedangkan satu lainnya, kata dia, sedang didata identitasnya, merupakan korban tanah longsor di Teling Tingkulu. Menariknya, info BMKG.(pn/rep)