BITUNG-Bentuk kekecewaan atas pembatalan pelayaran sepihak KMP Bawal ke pulau Kabaruan di Talaud juga ikut disampaikan Hopni Ruben Melato, salah satu pengusaha yang berdomisili di Lirung, Talaud. Dalam rilisnya kepada politika news, Hopni menilai pembatalan sepihak pelayaran KMV Bawal ke Kabaruan tidak hanya menciptakan kelangkaan bahan bangunan, namun juga berdampak pada kelangkaan bahan makanan untuk masyarakat di Kabaruan. “Apa yang disampaikan saudara Frangki Palit adalah benar demikian. Para pelaku usaha terpaksa harus menanggung rugi, karena stock bahan makanan dan bahan bangunan tertahan untuk batas waktu yang belum ada kepastian,” tutur Hopni Melato.
Menurut Hopni, upaya negoisasi yang dilakukan antara utusan sopir dan pihak ASDP justru tidak menghasilkan solusi. “Kami bermohon supaya ada armada pengganti. Ini kebutuhan mendasar kami,” jelas Hopni. Dirinya juga bermohon Pemeritah Provinsi dan DPRD Propinsi merealisasikan jadwal pelayaran KMP Bawal ke pelabuhan penyebrangan Lirung, sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam SK Gubernur. “Karena selama ini Lirung hanya alternatif dan tarif selisi 40 % di banding Mangaran dengan Melonguane. Akibatnya muncul ketidak-adilan dalam manajemen pelayanan yang dilakukan pihak ASDP,” beber Hopni.(ms)