TOMOHON-Termotivasi dari kalimat tokoh saintis legendaris dunia Albert Einstein yang mengatakan, try not to become a man of success, but rather try to become a man of value yang mengisyaratkan dalam kehidupan manusia jangan berambisi untuk menjadi orang sukses, melainkan berusahalah untuk menjadi orang yang bernilai dan bermanfaat bagi banyak orang, rupanya ikut mendorong politisi kota Tomohon Jeffry Polii, S. Ik untuk melakukannya.
Mimpi sederhana mantan aktifias lingkungan ini ternyana menjadi referensi untuk mencoba melakukan pengembangan pariwisata di kota Tomohon, kota yang selama ini banyak dikenal dengan komoditas holticulturanya. Dimusim Pandemi Covid 19, ketika hampir semua sendi-sendi perekonomian negara mengalami kelumpuhan total, ternyata menjadi motivasi bagi sosok mantan Direktur PDAM kota Tomohon ini untuk memberdayakan kelompok pemuda di kampungnya lewat pemberdayaan sektor pariwisata lokal dengan memanfaatkan ciri khas masyarakat setempat.
Yah, hanya beberapa saat saja, alumni Fakultas Perikanan dan Kelautan Unsrat ini langsung menyulap perkebunan aren seluas 2 hektare miliknya, menjadi sebuah kawasan destinasi wisata bergaya unik yang tidak hanya dikenal di kalangan wisatawan regional, namun juga mulai dikenal ke kawasan mancanegara.
Tu’ur Ma’sering, demkian nama destinasi wisata yang belakangan ini mulai dikenal luas masyarakat Sulut bahkan ikut menunjang program pengembangan pariwisata yang sementara dicanangkan Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE dan masuk prioritas program Walikota Tomohon Caroll Senduk, SH dan wakil Walikota Wenny Lumentut, SE.
Desain unik dengan menggunakan bahan baku bambu lokal untuk setiap desain bangunan di Tu’ur Ma’sering, Jepol mampu menghadirkan sebuah karya arsitektur yang unik dan menakjubkan di bawah rindangya pepohonan aren. Lampu-lampu yang tertata begitu rapi menghiasi setiap bangunan Tu’ur Ma’sering, telah mengubah perkebunan aren menjadi sebuah cafe yang unik dan indah saat malam hari.
Berbeda dengan cafe-cafe pada umumnya yang mengusung menu modern, dilayani oleh para waiter dan waitress yang ramah, Tu’ur Ma’sering justru menyajikan berbagai menu tradisional dengan harga yang terjangkau sehingga sambil menikmati indahnya alam Tu’ur Ma’sering, para pengunjung bisa menikmati masakan-masakan tradisional.
Di setiap akhir pekan, para pengunjung Tu’ur Ma’sering dihubur oleh gurp-grup Band ternama Sulawesi Utara dengan lagu-lagu nostalgia. Bahkan, saat ini dengan rata-rata 1000 pengunjung setiap harinya Tu’ur Ma’sering telah menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan lokal.
Kini, suami tercinta dari Nancy Tigaw itu, telah berhasil mewujudkan impiannya untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di kampung halamannya. Dengan mempekerjakan kurang lebih 100 orang. Jepol (sapaan akrab Polii) telah membawa efek positif dari usaha yang dirintisnya dengan membuka pandangan warga lokal bahwa Kumelembuai memiliki daya tarik pariwisata yang luar biasa. Dia berharap ini bisa memotifasi para pengusaha lokal lainnya untuk ikut berkontribusi membangun usaha pariwisata di kampung halamnnya sendiri, kota Tomohon bahkan bagi NKRI.(jemmy)