TOMOHON-Tidak semua pola Penjemaatan (Sosialisasi)Tata Gereja GMIM tahun 2021dan Keputusan BPMS GMIM tentang pemilihan di semau aras pelayanan dilakukan BPMS GMIM dengan cara melakukan tatap muka langsung dengan jemaat maupun wilayah maupun zoom meeting. Namun, masing-masing BPMS GMIM memiliki teknik dan cara tersendiri seperti yang dilakukan Sekretaris Departemen Ajaran Bidang APP Sinode GMIM Pdt. Dr. Jolly Sondakh, M.Th.
Koordinator Tim Perumus Perubahan Tata Gereja GMIM tahun 2016 ini semenjak akhir Maret 2021 lalu termotivasi membentuk sebuah group whats up yang belakangan dinamakan Presbiter GMIM. Group WA yang kini beranggotakan 245 orang bahkan lebih yang terdiri dari sejumlah Pendeta, Penatua & Syamas (Kini Diaken) dari bermacam-macam profesi dan latak belakang pekerjaan tersebut, konon, kini menjadi sarana bagi jebolan Doktor UKI Tomohon ini untuk melakukan penjemaatan TG tahun 2021 serta keputusan GMIM soal pemilihan disemua aras pelayanan. Meskipun pertanyaan yang disampaikan masuk dalam kategori umum, namun, Pdt Jolly secara hati-hati dan detail ikut memberikan penjelasan kepada anggota group. “Anggota gruop ini terdiri dari macam-macam profesi diantaranya, Dosen, Politisi, ASN, TNI/Polri, Wiraswata maupun Buruh dan Tukang. Semuanya menyatu dalam kesamaan persepsi tentang penjemaatan TG tahun 2021,” jelas Pdt Jolly yang belakangan disebut-sebut sebagai salah satu nominator calon wakil ketua BPMS GMIM.
Group wa ini tidak hanya menjadi sarana penjemaaatan TG tahun 2021, ternyata juga menjadi sarana sharing pelayanan antara Pendeta, Penatua maupun Diaken, sharing informasi GMIM maupun distribusi liturgi ibadah minggu maupun hari-hari besar gerejawi lainnya. “Gruop ini sama sekali bebas dari kepentingan politik maupun SMS tahun 2022 mendatang. Full hanya untuk penjemaatan pelayanan dan hal-hal lainnya,” kata salah satu Pendeta yang banyak bergelut dengan perumusan perubahan TG tahun 2016 ini, karena keterkaitanya sebagai Sekdep Ajaran.(ms)