TOMOHON-Disela-sela kesibukannya sebagai Owner Tu’ur Ma’asering Tomohon, ternyata sosok Jeffri Polii, S. Ik juga dikenal sebagai salah satu aktifis lingkungan hidup di Sulut. Bahkan, kebiasaan mencitai alam lingkungan di sekitar kita, sudah dilakukan jauh sebelumnya oleh politisi partai Golkar Tomohon ini sejak masih menyandang status sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan Unibersitas Sam Ratulangi.
Jika sebelumnya, Jepol (sapaan akrab Polii) ikut peduli dengan budidaya tanaman pohon Seho di kota Tomohon bahkan sekitarnya, kini Jepol bersama sejumlah komunitas lainnya di kabupaten Minahasa tertarik dengan upaya penyelamatan Penyu di pantai Ranowangko, Kombi, Sulut. “Usaha seperti ini sudah lama kami lakukan, kalau tidak salah semenjak tahun 2000-an. Hanya saja, beberapa tahun terakhir ini sempat terhenti, karena terbentur pada persoalan pembiayaan operasional dilapangan,” jelas Jepol.
Menurut Jepol, upaya penyelamatan Penyu di pantai Ranowangko bahkan sekitarnya perlu dilakukan untuk menghindari kebiasaan lama masyarakat yang sering menjadikan Penyu untuk di kousumsi. “Kalau mau jujur masih banyak pemahaman masyarakat seperti itu. Lewat kegiatan penyelamatan Penyu ini, maka diharapkan masyarakat akan semakin sadar lingkungan bahwa Penyu adalah salah satu Vertebrata Klas Reptilia yang wajib dilindungi,” tutur Politisi yang sempat mendaftarkan diri sebagai calon Walikota Tomohon dalam pilkada kota Tomohon sebelumnya.
Masih menurut Jepol, untuk melestarikan habitat dan kesinambungan hidup Penyu di Indonesia, maka DPR RI bersama Pemerintah telah sepakat untuk melindungi Penyu dari ancaman orang-orang yang tidak bertanggung-jawab yang tertuang dalam UU No 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam, UU No 31 tahun 2004 Ju UU No 45 tahun 2009 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar di Indonesia. “Karena undang-undang jelas dan ada sanksi hukum, maka kami berharap masyarakat juga akan mengambil bagian dalam penyelamatan Penyu di pantai Ranowangko, Kombi, kabupaten Minahasa.
Dalam pengamatan dirinya selama ini, pantai Ranowangko merupakan lokasi yang sangat baik untuk peneluran Penyu selama ini. Tak heran, masyarakat sekitar sering menemukan 2-3 telur Penyu di dalam pasir di sekitar pantai Ranowangko, bahkan beberapa bulan sebelumnya masyarakat sempat mengevasuasi induk Penyu yang terdampar di pantai karena terseret ombak. “Kedepan nanti kita berharap mayarakat yang berada di sekitar pantai Ranowangko akan hidup karena pemberdayaan ekonomi setempat, akibat kesadaran penyelamatan Penyu,” janji Jepol menutup pembicaraan akhir pekan lalu.(ms)