JAKARTA-Sejak tahun 2003 Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur memang dikenal sebagai salah satu kabupaten yang tampuk pemerintahannya ikut dikuasai oleh pasangan suami-istri yakni pasangan sejoli Puput Tantriana Sari dan Hasan Aminuddin. Mula-mula, sang suami Hasan Aminuddin menjadi Bupati Probolinggo pada tahun 2003-2008. Tak cukup satu periode, Hasan lanjut jadi orang nomor satu di Probolinggo untuk lima tahun lagi, 2008-2013.
Karena Hasan tak bisa lagi berkuasa karena terbentur dengan masalah periodesasi, kepemimpinan Hasan di Probolinggo digantikan istrinya. Puput Tantriana Sari yang dicalonkan sebagi calon bupati ikut terpilih dalam pilkada saat itu. Kursi Bupati Probolinggo saat itu berhasil diestafetkan oleh Hasan kepada istrinya Puput, untuk tahun 2013-2018. Waktu itu, usia Puput baru 29 tahun dan ia menjadi salah satu kepala daerah termuda di Indonesia.
Serupa seperti suaminya, Puput, yang lahir pada 23 Mei 1983, juga kurang puas satu periode. Ia pun lanjut memimpin Probolinggo untuk lima tahun lagi, 2018-2023.
Sementara sang istri melanjutkan kekuasaan di Probolinggo, Hasan tak mau menganggur begitu saja. Ia pun jadi anggota DPR RI tahun 2014-2019. Belum puas, Hasan lanjut lagi jadi anggota DPR RI untuk tahun 2019-2024. Namun sayang, ambisi politik suami-istri ini kandas ditengah jalan setelah KPK melakukan OTT pada Minggu (29/8/2021). Puput dan Hasan ditangkap bersama delapan orang lainnya, yang terdiri dari unsur pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkab Probolinggo.
Menariknya, Hasan dan Puput ternyata ikut menyiapkan putranya Zulmi Noor Hasani untuk maju di pentas pilkada Probolinggo tahun 2024 mendatang. Sejumlah upaya memperkenalkan putranya ke publik ini diduga untuk melanggengkan dinasti politik, seperti pemasangan baliho di sejumlah pusat kota serta sejumlah treatmen di desa/kelurahan dengan penjabaran program pemerintahan yang ada.(tim politikanews.com)