Mapalus Unima Prof Katuuk Bikin Heboh, Program RPL Cocok untuk Penatua & Diaken

Rektor Unima Prof. Dr. Deitje Katuuk, Mpd.(ist)

MANADO-Disela-sela panggilan pelayanannya sebagai salah satu balon (Bakal Calon) nominasi Ketua Kompelka Wanita Kaum Sinode GMIM periode 2022-2027 mendatang, Rektor Unima Prof. Dr. Deitje Adolfin Katuuk, Mpd terus menciptakan sejumlah prestasi untuk calon mahasiswa baru Unima khususnya yang berasal dari provinsi Sulut. Pertama, hanya diera kepemimpinan Prof Deitje Katuuk, mahasiswa Unima tidak perlu harus menunggu waktu 3,5-4 tahun untuk menyelesaikan studi strata satu (S1). Melalui program Mapalus Unima, mahasiwa bisa menyelasaikan studi hanya dengan tempo 2,5 tahun untuk program Strata Satu (S1). Program Mapalus Unima akan menitik-beratkan pada dua hal yaitu, cepat dan unggul. “Ada tim seleksi yang nantinya akan melakukan seleksi terhadap calon mahasiswa baru. Ini salah satu program unggulan Unima untuk bisa menjangkau anak-anak daerah yang punya prestasi serta untuk mendukung program Gubernur Sulut,” kata Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A Katuuk, Mpd, disela-sela tatap muka bersama sejumlah Ketua Kompelka W/KI Jemaat dan Kompelka W/KI Wilayah di kabupaten Minahasa Tenggara baru-baru ini.

Selain masa studi hanya 2,5 sampai 3 tahun, mahasiswa dari program Mapulus Unima ini juga akan menjadi prioritas utama dalam pemberian bea siswa dari pemerintah, termasuk lulusannya akan disiapkan lapangan pekerjaan. “Karena lulusannya cepat dan unggul dari semua aspek, maka mereka akan disiapkan lapangan pekerjaan,” tutur Prof Katuuk yang juga Ketua Kompelka W/KI Wilayah Manado Barat Daya (MBD).

Bukan hanya Mapalus Unima, namun diera kepemimpinan Rektor Prof. Dr. Deitje Katuuk, Mpd, Unima juga ikut mencetuskan program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) yang merupakan pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi atau akumulasi pengalaman kerja.

Satu-satunya program PTN di Sulut ini semata-mata bertujuan untuk memfasilitasi mahasiswa memperoleh pengakuan sebagian satuan kredit semester/berdasarkan pembelajaran dan/atau pengalaman masa lampau. Pembelajaran dan/atau pengalaman masa lampau yang bisa diakui dapat berasal dari pendidikan nonformal, informal, karya, prestasi, sertifikasi, dan/atau dari pengalaman kerja. Hanya cukup dengan pengalaman seseorang di sebuah organisasi pemerintah maupun swasta, perusahaan ataupun sejenisnya, maka mahasiswa akan menerima pembebasan SKS (Sistim Kredit Semester) hingga puluhan SKS. “Ada 11 prodi yang kita siapkan untuk program RPL termasuk program pasca sarjana diantaranya S2 Hukum dan S2 Pendidikan,” beber istri tercinta Prof. Dr. Sjamsi Pasandaran, Mpd ini.

Lantas, siapakah target dari program RPL ini ? Masih disela-sela tatap muka dengan W/KI se Kabupaten Minut beberapa pekan lalu, Ketua Kompelka W/KI Jemaat GMIM Bukit Karmel Batukota ini mengatakan, program RPL bisa diikuti oleh masyarakat umum seperti perangkat desa, karyawan swasta, pelayan khusus (Penatua & Diaken), pegawai Bank, Pegawai Negeri, Kepala Daerah, Anggota DPRD termasuk para pensiunan. “Program ini tidak membatasi umur. Bagi masyarakat umum yang masih berkerinduan melanjutkan pendidikan, Unima siap memfasilitasinya,” tutur Guru besar Ilmu Pendidikan kelahiran desa Kaima, kabupaten Minut ini.

Lanjut Keke Tonsea ini, meskipun baru berjalan 1 tahun, namun ada beberapa kepala daerah di Sulut yang sudah mengikuti program ini yang dalam pemahaman mereka sangat membantu dalam dunia pemerintahan. “Ada beberapa kepala daerah dan wakil kepala daerah bahkan pejabat lainnya yang sudah terdaftar sebagai mahasiwa,” jelas Rektor yang sukses mencetuskan sejumlah prestasi Unima di level nasional ini.(piay)