Potret Pnt Deitje Katuuk, Dari Guru Honorer SMA Rex Mundi, Kini Sukses Pimpin Unima

Rektor Unima Prof. Dr. Deitje Katuuk saat diwawancarai host TVRI Viktor Rarung dalam acara Sang Tokoh beberapa hari lalu.(ist)

MANADO-Ketokohan Pnt. Prof. Dr. Deitje Katuuk, Mpd tidak hanya dikenal di kalangan akademisi Universitas Negeri Manado. Namun, perempuan yang pernah mengdedikasikan diri sebagai Guru honorer di SMA Rex Mundi Manado ini juga mulai dikenal sebagai pejabat pemerintahan di Sulut bahkan nasional. Tak heran, Senin, (14/2) lalu, TVRI Manado ikut mengundang Ketua Kompelka W/KI Jemaat GMIM Bukit Karmel Batukota ini dalam acara Sang Tokoh, salah satu acara bergengsi di TVRI yang banyak menghadirkan tokoh-tokoh politik maupun pemerintahan di Sulut.

Meskipun hanya berlangsung selama 1 jam (Live), namun acara tersebut ikut menghadirkan Host Viktor Rarung yang sehari-harinya dikenal sebagai staf khusus Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE. Dalam keterangannya, Rektor Unima banyak menceritakan pengalaman masa lalunya yang saat itu harus mendampingi orang tua menetap di Tahuna, karena panggilan tugas sebagai Kadis LLAJR. “Karena kerinduan saya untuk menjadi Guru sudah ada semenjak masih SD, maka saat berada di Tahuna saya ikut menempuh Pendidikan di SPG Tahuna,” tutur Rektor.

Setelah tamat dari SPG Tahuna lanjut Ketua Kompelka W/KI Wilayah Manado Barat Daya ini, dirinya langsung mendaftar di Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP (Saat ini Unima,red). “Setelah tamat dari FIP Unima, selama 1 tahun saya menjadi Guru honorer di SMA Rex Mundi Manado. Namun, saya bersyukur karena tidak lama berada di SMA Rex Mundi, dirinya diminta untuk menjadi Dosen di Unima, meskipun harus melalui seleksi ketat panitia penerimaan,” kata Prof Katuuk, begitu sapaan akrab para dosen senior di Unima menyapanya.

Menariknya, meskipun dihantar dengan berbagai pertanyaan menohok dari Viktor Rarung, namun, istri tercinta dari Prof Dr. Sjamsi Pasandaran ini justri terlihat santai saat memberikan jawaban. Bahkan, ketika Rarung ikut menanyakan soal pembagian waktu dirinya sebagai rektor maupun sebagai pelayan Tuhan, mantan Pembantu Rektor Bidang Akademik Unima justru menjawab diplomatis. “Saya bersyukur semua keluarga saya mendukung panggilan tugas saya sebagai rektor maupun sebagai pelayanan Tuhan, termasuk suami saya (Maksudnya Prof Sjamsi Pasandaran). Sehingga, saya menikmati panggilan pelayanan ini sebagai anugrah Tuhan yang paling terindah. Karena kita menyadari bahwa pelayanan ini adalah milik Tuhan, maka saya menjalaninya dengan penuh ucapan syukur termasuk ketika diberikan tugas sebagai Ketua Kompelka W/KI  jemaat dan wilayah,” ungkap jebolan Magister Pendidikan IKIP Bandung ini dengan ciri khas senyumnya.

Saat ditanya, konsep dan program apakah yang akan dilaksanakan di W/KI Sinode GMIM, jika terpilih nanti dalam konsultasi pemilihan W/KI Sinode GMIM yang akan dilaksanakan di jemaat GMIM Rut Suwaan, Wilayah Kalawat II, 10 Maret mendatang ? Dengan penuh ketegasan, perempuan low profile dan dikenal akrab dengan seluruh civitas akademik Unima ini mengatakan, semua potensi Unima nantinya akan diberdayakan untuk menjangkau seluruh propgram W/KI Sinode GMIM kedepan. “Di Unima saat ini banyak SDM (Dosen maupun Mahasiswa) yang berkualitas serta berkompetensi, yang nantinya diharapkan akan mampu memberikan kontribusi positif bagi pelaksanaan program W/KI Sinode GMIM. Salah satu contoh adalah, program pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dalam rangka melatih ketrampilan W/KI se Sinode GMIM. Melalui program ini diharapkan W/KI GMIM akan semakin menyandari bahwa betapa pentingnya Pendidikan dalam keluarga,” jelas Katuuk seraya mengatakan, siapa yang terpiih nanti diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja yang punya pelayanan.

Jawaban diplomatis serta profesional Rektor Katuuk dalam menjawab pertanyaan host Viktor Rarung ikut diapresiasi positif netizen facebook. Sejumlah tokoh masyarakat maupun kalangan ketua W/KI jemaat yang ikut menonton tayangan tersebut ikut memberikan berbagai komentar. “Sangat inspiratif. Tuhan selalu memberkati Ibu Rektor,” kata Junita Frederik dalam komentarnya.(septian piay)