Pendeta Abram : Calon Ketua WKI Sinode GMIM Haruslah Mereka yang Berkemampuan & Profesionalitas

Suasana pengumuman nominasi di kantor sinode Tomohon beberapa hari lalu.(ist)

MANADO-Satu per satu tokoh Wanita Kaun Sinode GMIM mulai angkat suara terkait siapakah sosok yang tepat untuk memimpin Kompelka W/KI Sinode GMIM periode 2022-2027 mendatang. Pernyataan menarik ikut disampaikan Sekretaris Rukun Pendeta-Pendeta Emiritus GMIM Pdt. Dr. Since Abram, M.Th. Mantan anggota BPMS GMIM ini mengatakan, semua warga GMIM yang memenuhi persyaratan memiliki kesempatan yang sama untuk memimpin W/KI GMIM periode 5 tahun mendatang. Hanya saja menurut Pendeta Abram, kesempatan tersebut haruslah dibagi sesuai dengan talenta yang dimiliki. “Kenapa demikian, karena setiap orang memiliki talenta yang diberikan Tuhan Allah,” ucap Pendeta Abram.

Menurutnya, calon Ketua Kompelka W/KI Sinode GMIM kedepan haruslah warga W/KI yang memiliki kemampuan, profesionalitas, pengalaman serta integritas yang sudah teruji. “Karena ini jabatan gereja yang menuntut pemberian diri seutuhnya dan kemampuan,” jelas jebolan Magister Theologia di salah satu Sekolah Tinggi Theologia di Holland Michigan America Serikat ini. Dalam pandangan Pendeta Abram, W/KI Sinode GMIM kedepan diharapkan mampu melakukan transformasi pelayanan dan bukan sebaliknya hanya fokus pada program konvensional semata. “Jangan hanya fokus pada program turun-temurun seperti lomba-lomba yang dalam pemahaman saya tidak menyentuh kebutuhan pribadi dari Ibu-Ibu GMIM itu sendiri,” harap perempuan GMIM yang pernah ditugaskan sebagai Ekesekutif Director Sekolah Tinggi Theologia Asia Tenggara yang berkedudukan di Manila, Filipina ini.

Lanjut Pendeta Abram, sosok calon Ketua Kompelka W/KI Sinode GMIM periode 5 tahun mendatang haruslah perempuan yang memiliki jiwa pendidik serta memiliki wawasan luas soal kemampuan manajerial serta pendidikan. “Menjadi Ketua Kompelka W/KI Sinode GMIM haruslah perempuan yang kritis serta peka terhadap situasi bangsa maupun dunia saat ini. Jangan hanya sebatas meneruskan program dari pendahulunya,” ungkap Dosen Tetap Non PNS pada IAKN (Institute Agama Kristen Negeri) Manado ini.

Kritis dan peka lanjut Pendeta Abram yaitu, peka terhadap situasi daerah termasuk tinggihnya angka kriminalitas di Sulut seperti pelaku kejahatan, tinggihnya kekerasan terhadap perempuan (KDRT) serta tinggihnya pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur maupun kaum perempuan secara umum. “Melihat kondisi ini, maka dibutuhkan sosok calon Ketua W/KI Sinode GMIM yang peduli terhadap pelaksanaan edukasi terhadap pemuda & remaja gereja, karena mereka adalah generasi bangsa dan gereja kita kedepan. Jadi, harus banyak pembinaan dan edukasi dilapangan,” tutur mantan anggota pendidikan Dewan Gereja Dunia ini.(septian)