Bukan Sembarang Pilih, Ini Makna Pakaian Adat Rektor Unima Saat Upacara Hardiknas

Rektor Unima Prof Dr. Deitje A Katuuk, Mpd bersama sejumlah pimpinan Unima saat pelaksanaan Hardiknas kemarin.(ist)

TONDANO-Suasana berbeda ikut ditunjukan jajaran civitas akademik Universitas Negeri Manado (Unima) dalam pelaksanaan upacara memperingati hari pendidikan nasional (Hardiknas) yang dilaksanakan Jumat, 13 Mei 2022 kemarin. Betapa tidak, seluruh civitas mulai dari Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Pimpinan Prodi, Ketua Jurusan maupun Pimpinan Lembaga maupun seluruh staf Unima ikut menggunakan busana kedaerahan dari 15 kabupaten/kota di Sulawesi Utara dalam pelaksanaan upacara bendera yang dilaksanakan di halaman parkir utama Unima.

Menariknya, dari semua busana adat yang digunakan para dosen maupun staf Unima, pakain kebasaran adat milik dari Rektor Unima Prof. Dr Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd tampil beda dan unik. Yah, mantan Pembantu Rektor Bidang Akademik Unima tersebut hari itu menggunakan pakai kebesaran adat dari daerah Bolaang-Mongondow, yang biasa di gunakan oleh Bogani Perempuan di masa itu. Mulai dari warna dan model pakaian, ikat kepala, lingkar lengan dan simbol dibagian dada ikut menunjukan kejayaan pemimpin perempuan di zaman itu.

Dari beberapa referensi yang ditemukan, pakaian kebesaran adat Bolaang Mongondow yang digunakan rektor Unima memiliki makna kebersamaan dan menunjukan jati diri sebagai seorang pemimpin yang bertangung-jawab terhadap masyarakat. “Warna serta accesories di bagian dada depan juga menunjukan seorang perempuan pekerja keras di zaman itu,” tutur Drs. Kais Papuntungan, salah satu pemerhati budaya asal Bolaang Mongondow.(jemmy)