TAHUNA-Pasca dilantik menjadi Penjabat Bupati Sangihe oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE Minggu (22/5) kemarin, dr. Rini Tamuntuan ikut diperhadapkan dengan 4 pekerjaan rumah (PR) besar pasca ditinggalkan Bupati kepulaan Sangihe sebelumnya Jabes Gahgana, SE, ME. Empat pekerjaan rumah berat yang harus dituntaskan oleh Kadis Sosial Sulut tersebut pertama adalah, soal rencana eksplorasi PT. TMS (Tambang Mas Sangihe) yang masih menuai pro dan kontra di lapangan, meskipun sudah memiliki keptusan pengadilan.
Kedua, istri ketua DPRD Sulut dr. Andi Silangen tersebut juga diperhadapkan dengan masih terkotak-kotaknya ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkugan pemkab Sangihe pasca masa jabatan Jabes Gahgana berakhir. “Tugas utama dokter Rini adalah wajib melakukan konsolidasi internal di lingkungan pemkab Sangihe, agar ASN fokus pada tupoksi sebagai ASN bukan pada urusan jelang pemilu maupun pilkada tahun 2024 mendatang,” ungkap mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Sangihe Talaud (Kini Sangihe) Drs. Micoyan Bawuna.
Pekerjaan berat ke 3 lanjut Bawuna adalah, pelaksanaan sejumlah proyek di kabupaten Sangihe yang bersumber dari dana PEN (Penguatan Ekonomi Nasional) tahun 2021 lalu, yang perencanannya dinilai kurang matang dan maksimal. “Saya sebatas mengingatkan agar dr Rini tidak terjebak dengan persoalan ini. Sebelum seluruh rutinitas pemerintahan jalan, sebaiknya inspektorat wajib melaksanakan tugasnya,” pesan Bawuna yang juga mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Sitaro ini.
Melihat perkembangan kondisi politik di kabupaten Sangihe pasca berakhirnya masa jabatan Jabes Gahgana, maka dokter Rini juga wajib melaksanakan ibadah syukur di rumah jabatan (Pendoppo) sekaligus mantan Kadis Kesehatan kabupaten Mitra tersebut akan diterima secara adat dan budaya Sangihe. “Jika perlu sebelum menempati Pendoppo, harus dilaksanakan ibadah sekaligus mendoakan beliau (Maksudnya, dr Rini) yang akan menempati rumah dinas,” tutur politisi yang menetap di kelurahan Batulewer, Tahuna, Sangihe ini.
Lanjut Bawuna, untuk mempererat hubungan antara pemkab Sangihe dengan warga Gereja kedepan, maka penjabat Bupati juga diharapkan akan melakukan silaturahmi dengan MPS GMIST di Tahuna. “Budaya-budaya seperti ini diharapkan masih tetap terjaga dengan baik di Sangihe, termasuk ketika Gereja akan bermitra dengan pemimpin baru kabupaten Sangihe meskipun hanya sebatas penjabat Bupati,” kata Mico, yang juga masuk dalam kepengurusan P2HMG (Pengawas & Pemeriksa Harta Milik Gereja) Sinode GMIST.(ms)