JAKARTA-Keseriusan PT. Wijaya Karya (WIKA) Persero untuk membangun PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Unima dipastikan dalam waktu dekat ini akan segera di tindak-lanjuti. Tak heran, Minggu, (04/6) kemarin, Rektor Unima Prof. Dr. Deijte A Katuuk, M.Pd langsung bertolak ke Jakarta untuk menghadiri koordinasi persiapan Ground breaking (Persiapan Peresmian) PLTS satu-satunya yang dibangun di areal PTN di kawasan Timur Indonesia tersebut.
Konsep kerja sama PT. Wijaya Karya/WIKA (Persero) dan Unima ini termasuk langkah di Indonesia. Bahkan, Unima termasuk satu-satunya PTN di Sulut yang ikut merancang kerjasama terkait dengan implementasi pemanfaatan energi surya serta Pemanfaatan pengoperasian dan pemeliharaan panel surya fotovoltaik. Dengan penandatanganan MoU ini, maka Unima menjadi satu-satunya kampus di Sulawesi Utara yang akan memiliki laboratorium Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Sebelumnya, Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd ikut memberikan apresiasi terhadap rencana pembangunan laboratorium PLTS PT. WIKA tersebut. Menurut rektor, Unima sangat bersyukur dapat dipercayakan Kemendikbud Ristek untuk bekerja sama dengan PT WIKA melalui program kedairekan dan matching fund yang di dalamnya bekerja sama dengan dunia usaha dan industri. “Puji syukur hari ini kita boleh mengadakan penandatanganan perjanjian kerja sama,” kata rektor.
Menurutnya, dengan adanya laboratorium PLTS ini akan menjadi keuntungan bagi Unima, terutama Unima nantinya menjadi laboratorium pembelajaran dan laboratorium Research and Development sehingga menghasilkan program penelitian inovatif yang melibatkan dosen dan mahasiswa. “Tentu banyak hal terkait meningkatkan keterlibatan dosen dalam penelitian inovatif pun menjadi keuntungan Unima. Bahkan, keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran dan implementasi MBKM serta berdampak pada meningkatkan produk-produk inovasi berbasis surya mulai dari hilir sampai ke hulu,” katanya.
Selain riset, Wakil Ketua Kompelka W/KI Sinode GMIM ini berharap adanya proses ahli teknologi dari hasil kerja sama ini sekaligus dapat berdampak pada peningkatan PNBP Unima. Apalagi, Unima menjadi satu-satunya kampus di Sulawesi Utara yang ditunjuk untuk melaksanakan program ini. “Unima akan menjadi laboratorium bagi perguruan Tinggi di Sulawesi Utara karena hanya Unima yang ditunjuk (laboratorium PLTS, red),” tutur Katuuk. “Terima kasih untuk kepercayaan yang diberikan kepada Unima. Terima kasih memilih Unima sebagai laboratorium pelaksanaan PLTS,” urai rektor.
Business & Development Manager PT WIKA Daud Hadi Winarto sebelumnya dalam kunjungan ke Unima beberapa waktu lalu mengatakan, pemerintah menaruh perhatian pada Energi Baru Terbarukan dengan dikeluarkannya sejumlah regulasi pendukung. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung apa yang sudah mulai dilakukan pemerintah dengan menyiapkan peneliliti untuk menciptakan inovasi di bidang PLTS agar ketahanan energi nasional benar-benar terjaga.
Lanjut Daud, rencana kerja PT WIKA berkolaborasi dengan PT SUN membangun laboratorium PLTS di Unima dalam kurun waktu tiga bulan. Sehingga baik dosen dan mahasiswa dapat melakukan penelitian on site di laboratorium tersebut. “Kira-kira kita akan bangun setengah hektar. Mahasiswa bisa langsung on site untuk meneliti Surya,” kata Daud.
Selain pembangunan laboratorium PLTS, kerja sama ini juga memungkinkan peneliti-peneliti dari Unima untuk mengakses fasilitias WIKA untuk kebutuhan riset. Hasil penemuan nantinya dapat diproduksi secara massal dan digunakan di seluruh Indonesia.
“Pasca tanda tangan (MoU, red) Unima dengan WIKA maka otomatis pabrik kami (PT WIKA) di Bogor menjadi lab unima untuk bisa diakses riset. Semua penemuan akan dibeli WIKA dan diproduksi massal untuk dipakai di negeri ini,” jelasnya. Sehingga Unima sebagai kampus satu-satunya di Sulut yang akan memiliki Laboratorim PLTS dapat “mendongkrak inovasi di kampus lain.(jemmy)