MANADO-Kepala BNN Provinsi Sulut Brigjen Pol Pitra Ratulangi, SIK, MM ikut mengingatkan generasi muda di Sulut tidak terkontaminasi dengan dampak negatif dari Narkoba. Mantan Direskrimsus Polda Sulut ini mengatakan, bahaya narkoba tidak hanya merusak masa depan para pemakai, namun, dampak terparah dari Narkoba (Sabu) adalah, ikut merusak psikologis dari pemakai.
Contoh yang paling fatal menurut Ratulangi adalah, jika sudah ketagihan, maka para pemakai bisa melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan barang haram tersebut. “Semua jalan ditempuh untuk mendapatkan barang tersebut,” ucap lulusan Akpol tahun 1992 ini.
Lanjut pencetus lahirnya Tim Manguni Polda Sulut ini, meskipun terdapat beberapa pintu masuk peredaran Narkoba di Sulut, namun, tingkat perederan narkoba di Sulut masih belum membahayakan. “Ada beberapa kasus yang kita temukan, tapi barang buktinya tidak lebih dari 1-2 gram,” beber Jendral Polisi Bintang Satu saat ditemui di kediamannya di kawasan SPN Karombosan Manado, Selasa, (13/6) kemarin.
Selain Bolmong Raya, terdapat beberapa pintu masuk peredaran Narkoba di Sulut diantaranya melalui bandara Sam Ratulangi dan Pelabuhan Bitung. “Kalaupun melalui daratan, biasanya mereka tidak menggunakan jalan darat yang biasa dipakai oleh para pengguna jalan, ada jalur lain,” beber Pitra.
Mantan Direskrimum Polda Jatim ini juga mengatakan, bandar Narkoba khususnya Sabu memang memiliki keahlian yang luar biasa, yang kadang-kala membuat kalang kabut tim penyidik BNN. “Karena sistim pemasaran Sabu mereka menggunakan pendekatan pemasaran putus-putus, maka kita kadang-kala sulit mendeteksi lokasi bandar Narkobanya atau dari mana Sabu itu berasal,” beber Pitra.
Karena sulitnya membongkar jaringan Narkoba, maka sudah sepatutnya para petugas yang sukses membongkar jaringan Narkoba diberikan reward yang sebesar-besarnya. “Tidak gampang loh membongkar jaringan Narkoba, apalagi barang buktinya sudah diatas 100 gram. Perlu reward khusus kepada penyidik maupun petugas narkoba,” ujar Ratulangi.(end)