Penetapan Operator Komputer Disoal, Kinerja 100 Hari Kerja Kepsek SMA 1 Tagulandang Diuji

Gubernur Olly saat melantik sejumlah Kepsek SMA/SMK beberapa waktu lalu.(dok)

TAGULANDANG-Kebijakan penetapan tenaga operator yang ikut melibatkan sejumlah personil lama di SMA Negeri Tagulandang ikut mengudang protes. Dari informasi yang diterima media ini menyebutkan, penetapan tenaga operator di salah satu sekolah kebanggaan masyarakat Mandolokang-Kolo kolo tersebut, semestinya harus bebas dari kepentingan. “Kinerja harus kapabel dan bersih dari persoalan hukum,” demikian bunyi rilis kepada media ini.

Menurut sumber, operator sekolah semestinya harus sinergi dengan kepala sekolah dalam melaksanakan tupoksinya, termasuk saat penerimaan siswa baru. “Jangan selalu-selalu kurang jaga baku buju-buju (Diajak-ajak,red),” tambah sumber tadi.

Sementara, Kepsek SMA Negeri 1 Tagulandang Drs. Herry Jacobs saat dkonfirmasi terkait informasi tersebut mengatakan, pihaknya memang saat ini mengalami kekurangan SDM (Sumber Daya Manusia) khususnya tenaga operator. Tapi, pihaknya menjamin bahwa, operator yang ditetapkan akan bekerja maksimal dalam melaksanakan tupoksi mereka. “Mereka sudah berjanji untuk kerja sebaik mungkin,” kata Jacobs.

Selain menjadi kebangaan masyarakat Tagulandang, SMA Negeri 1 Tagulandang saat ini tercatat sebagai salah satu SMA Negeri yang memiliki jumlah siswa terbanyak di Tagulandang. Masa kepemimpinan Kepsek Herry Jacobs yang belum mencapai 100 hari kerja, memang menjadi tantangan tersendiri untuk bisa membuktikan ke publik bahwa sekolah tersebut bebas dari persoalan.

Apalagi, saat pelantikan sejumlah Kepala Sekolah SMA dan SMK beberapa waktu lalu, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, SE ikut menegaskan bahwa, siap mencopot kepala sekolah yang viral di medsos, karena sebuah kebijakan yang dinilai kontroversial dan melanggar peraturan.(*)