Rektor Unima Tampil Memukau Dengan Pakaian Adat Gorontalo, Ini Sebagian Maknanya

Rektor Unima tampil dengan menggunakan baju adat Gorontalo saat pelaksanaan upcara kemarin.(ist)

TONDANO-Ada yang menarik dari pelaksanaan upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 78 tahun yang dilaksanakan Kamis, (17/8) kemarin di Unima. Betapa tidak, Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A Katuuk, M.Pd yang kemarin bertindak sebagai Inspektur Upacara tampil anggun dengan menggunakan baju adat dari Provinsi Gorontalo.

Pakaian adat yang umumnya di dominasi warna merah dan kuning tersebut, terdiri dari blus dan juga rok panjang yang memperlihatkan ayuwa atau sikap, dan juga popoli atau tingkah laku termasuk sifat dan pembawaan dalam lingkungan keluarga.

Sekilas jika dilihat saat Prof Katuuk menggunakan baju adat tersebut menunjukan, pakaian adat Gorontalo untuk wanita ini terdiri dari tiga bagian yakni, baju kurung, lengan panjang, dan busana paling luar dengan bentuk seperti kain penuh dengan ornamen keemasan, yang disebut dengan bide atau alumbu.

Rektor Unima saat membacakan sambutan Mendikbudristek Nadiem Makarim, BA., MBA mengatakan, kesempatan belajar di luar kampus, baik di industri, sekolah, sampai di lingkungan masyarakat telah memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi generasi muda Indonesia, untuk memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara. “Pelaksanaan Merdeka Belajar selama empat tahun terakhir semakin menunjukkan pentingnya gotong royong untuk mewujudkan kemerdekaan dalam sistem pendidikan Indonesia,” katanya.

Untuk itu, Prof Katuuk mengatakan, sudah saatnya untuk terus maju, melanjutkan pembangunan para pendahulu bangsa.  “Dengan semangat mapalus, mari kita bersama-sama bekerja dengan membangun orkestra kerja Unima yang harmonis untuk Unima maju dan untuk Indonesia maju,” harap Katuuk kemarin.(end)