MANADO-Tokoh Utama Pembentukan Kabupaten Kepulauan Sitaro Drs. Ruben Saerang ikut mendorong ketua DPRD Sulut dr. Fransiskus Andi Silangen, SpB. KBD untuk maju dalam pilkada kabupaten Sitaro yang dijadwalkan September atau November 2024 mendatang.
Dorongan politik mantan Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Sulut ini sangat beralasan mengingat, dokter Andi merupakan tokoh politik di Sulut yang memiliki hubungan emosional yang cukup kuat dengan warga di kabupaten penghasil buahpala terbesar di Indonesia setelah Maluku.
“Dari semua aspek, dokter Andi adalah sosok yang paling tepat untuk maju di pilkada Sitaro. Semua tergantung konsolidasi politik dokter Andi jelang hajatan pemilu 14 Februari 2024 mendatang,” kata RAS, sapaan akrab Ruben Adrian Saerang, politisi kepercayaan mantan Gubernur Sulut Drs. AJ Sondakh (alm) ini.
Menurut Ruben, dinamika politik di kabupaten Sitaro kapan saja bisa berubah, semua tergantung prestasi politik dari sosok dokter Andi pada pemilu 14 Februari 2024 mendatang.
“Kalau memang dukungan masyarakat Sitaro cukup siginifikant di pemilu Februari 2024 mendatang, maka, rekomendasi partai bisa jatuh ke dokter Andi. Pertanyaannya adalah, sampai sejauh mana kerja kerja politik dari dokter Andi, untuk bisa membuktikan bahwa dirinya mampu meraih dukugan mayoritas di Sitaro,” jelas RAS, satu-satunya panitia pembentukan kabupaten Sitaro (saat itu), yang berhasil menyakinkan mantan gubernur Sulut AJ Sondakh dan mantan Ketua DPRD Sulut Drs. Sjarial Damopolii soal proposal pemekaran kabupaten Sitaro.
Fakta politik di Sitaro saat ini lanjut Saerang ikut menunjukan bahwa, tidak mudah untuk bisa menyakinkan pemilih yang selama 15 tahun memiliki hubungan emosional yang cukup kuat dengan kader PDIP lainnya seperti, Toni supit dan Eva Sasingen.
Selain pernah menjadi top eksekutif di bumi Karangetang, Mandolokang, Kolo-kolo, infrastuktur politik dari kedua kader PDIP ini, telah tertata dengan baik.
“Semua tergantung proposal politik dari dokter Andi, apakah siap atau tidak. Ingat, jarak antara masa jabatan Eva Sasingen berakhir dengan pemilu dan pilkada terlalu dekat. Artinya, ingatan pemilih masih segar dengan rezim yang berkuasa sebelumnya,” jelas RAS dalam diskusi politik yang dilaksanakan di kawasan pantai Karangria, Tuminting kemarin yang juga dihadiri oleh tokoh pemekaran Sitaro lainnya Drs. Edison Humiang, M.Si.(msi)