TAHUNA-Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe dr. Rini Tamuntuan Kamis, (09/11) hari ini dipastikan akan bertolak ke Jakarta mendampingi ahli waris almarhum Bataha Santiago, satu dari enam tokoh nasional yang ditetapkan Presiden RI Ir. Joko Widodo menjadi Pahlawan Nasional.
“Saya akan mendampingi langsung ahli waris keluarga Bataha Santiago untuk menerima Gelar Pahlawan Nasional besok di istana Jakarta,” kata Tamuntuan.
Pemerintah Indonesia sendiri ikut memberikan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh saat peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2023 esok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui keenam nama tokoh ini agar menjadi pahlawan nasional.
Pengumuman ini disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud Md di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (8/11) kemarin. Mahfud menyebut pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan kepada para pejuang yang dulu ikut memperjuangkan kemerdekaan negara dan/atau ikut mengisi kemerdekaan dengan pengabdian dan perjuangan yang luar biasa jasanya kepada negara.
“Siapa yang mendapat anugerah gelar pahlawan nasional itu adalah mereka yang memenuhi syarat, banyaklah, misalnya sudah wafat, berjuang, tidak pernah berkhianat, itu syarat umum. Tapi syarat umum maupun syarat khusus itu ditetapkan sepenuhnya oleh presiden. Jadi presiden yang menganugerahi gelar pahlawan nasional itu,” kata Mahfud MD dalam ketaranganya.
Enam tokoh nasional yang akan menerima gelar Pahlawan Nasional masing-masing ;
1. Almarhum Ida Dewi Agung Jambe, Bali
2. Almarhum Bataha Santiago, Sulawesi Utara
3. Almarhum M Tabrani, Jawa Timur
4. Almarhum Ratu Kalinyamat, Jawa Tengah
5. Almarhum KH Abdul Chalim, Jawa Barat
6. Almarhum KH Ahmad Hanafiah, Lampung
Almarhum Bataha Santiago sendiri merupakan satu dari enam Pahlawan Nasional yang berasal dari Sulawesi Utara khususnya kabupaten Sangihe yang ikut ditetapkan pemerintah.
Sebelum ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional, banyak diskusi maupun tulisan yang mencatat sejarah perjuangan Santiago melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan.
“Ada banyak kisah sejarah yang mencatat tentang kegigihan perjuangan Santiago melawan penjajahan di Sulut khususnya di Sangihe,” tutur Drs. Salmon Jacobus, salah satu tokoh masyarakat Sitaro.(msi)