Thursday, November 21, 2024
HomeNusa UtaraDidaulat Letakan Batu Pertama Pembangunan Gereja GPI Paniki, Ci Uto : Takut...

Didaulat Letakan Batu Pertama Pembangunan Gereja GPI Paniki, Ci Uto : Takut Akan Tuhan Allah Lebih Berharga Daripada Kekayaan

SIAU-Sibuk dengan runtinitasnya sebagai seorang pengusaha tapi juga politisi, rupanya tidak membuat rasa kebersamaan Liem Hong Eng atau yang biasa disapa Ci Uto mengurangi kebersamaannya dengan masyarakat sekitar, termasuk dari kalangan gereja.


Buktinya, Selasa (23/7) kemarin, Ci Uto ikut menghadiri ibadah peletakan batu pertama pembangunan Gedung Gereja GPI (Gereja Pembaharuan Injil) Jemaat Paniki di Kecamatan Siau Barat.

Terlihat Ci Uto tampil rapih dengan menggunakan blus warna hijau mudah dan celana panjang hitam. Menariknya, meskipun hadir sebagai undangan, namun, dalam ibadah tersebut, Ci Uto diberikan kesempatan untuk meletakan batu dasar pembangunan gereja yang berkedudukan di kelurahan Paniki, Siau Barat tersebut.

Selain membaur dengan jemaat GPI Paniki, Ci Uto nampak sesekali ikut berdikuskusi dengan Gembala termasuk yang mewakili Penjabat Bupati Kepulauan Sitaro.

“Terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada saya untuk meletakan batu dasar pembangunan gedung gereja,” kata Ci Uto kepada politikanews.com kemarin.

Pengusaha eskportir yang pernah mengadu nasib selama 10 tahun di kota Surabaya Jatim ini mengatakan, pembangunan mental spiritual masyarakat menjadi hal priotas dalam mempercepat pembangunan daerah.

“Menanamkan rasa takut akan Tuhan, menjadi pondasi yang kokoh dalam membangun kabupaten Sitaro. Semakin tinggih kesadaran warga untuk takut akan Tuhan Allah, maka kabupaten Sitaro akan semakin diberkati,” ungkap pengusaha yang dikenal taat beragama ini.

Lanjut Ci Uto, salah satu tradisi sakral yang perlu dipertahankan dan dilestarikan di Sitaro adalah, tinggihnya rasa takut akan Tuhan. “Harus kita akui bahwa tradisi sakral ini mulai terkikis dengan perkembangan Iptek saat ini. Makanya, semakin banyak gereja yang dibangun, maka diharapkan tradisi sakral ini akan kembali dihidupkan,” tutur perempuan kelahiran Ulu Siau, 54 tahun lalu ini.(alchri)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments