SIAU-Sejumlah tokoh masyarakat di kabupaten kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) ikut memberikan apresiasi positif terhadap upaya KSOP (Kantor Kesyahbandaran & Otoritas Pelabuhan) Kelas III Manado yang rencananya akan membuka ijin operasional 5 buah kapal yang bernaung dibawah PT. Surya Pasifif Indonesia (SPI) dan PT. Karya Bahari Lines (KBL) dalam pekan ini.
Wakil Bupati Kepulauan Sitaro Periode 2018-2023 Drs. Piethein Kuera kepada media ini mengatakan, dampak dari pembekuan DOC 5 buah kapal Barcelona Group baru-baru sangat berdampak buruk terhadap kehidupan sosial masyarakat di kabupaten hasil pemekaran dengan kabupaten Sangihe tersebut.
“Kasihan, harga bawang rica tomat (Barito) di Siau melambung tinggi. Harga tomat di Manado Rp 10.000/kilo di Siau jadi Rp. 30 ribu per kilo. Itu baru barito, belum kebutuhan pokok lainnya. Saya pastikan jika KM. Barcelona Group belum beroperasi, maka akan terjadi inflasi eksrim di Sitaro,” kata Kuera.
Menurut dia, akibat pembekuan DOC (Document Of Compliance) KM. Barcelona Group ikut juga berdampak pada lumpuhnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicetuskan oleh Presiden RI Prabowo Subianto di sejumlah sekolah di Siau.
“Kami terpaksa ikut menghentikan program MBG selama 3 hari, karena kehabisan stock bahan baku karena seluruh bahan baku didatangkan dari Manado,” ungkap Kuera.
Mantan Ketua DPD II Partai Golkar Sitaro ini juga mengatakan, hal yang paling memiriskan saat ini adalah, sirkulasi masyarakat dari Siau menuju ke Manado maupun ke Jakarta harus dibatasi, karena penjualan tiket kapal yang terbatas.
“Saya prihatin melihat anak-anak mahasiswa yang akan mengikuti ospek di sejumlah PTN maupun PTS di Manado maupun di Jakarta terpaksa batal karena tidak ada kapal. Luar biasa dampaknya,” keluh Kuera penuh keprihatinan.
Tak hanya itu, pembekuan DOC Barcelona Group ini juga berdampak pada biaya sewa kamar yang melambung tinggi dari harga biasanya. “Karena kapal so penuh, maka, biaya sewa kamar jadi naik,” jelas Kaka Piet, sapaan akrab politisi partai Golkar Sitaro ini.
Untuk itu dirinya sangat berharap, Presiden RI Prabowo Subianto dan Gubernur Sulut Mayjen Julius Selvanus maupun pihak KSOP Kelas III Manado untuk dapat memperhatian penderitaan masyarakat di perbatasan.
“Tolong kami pak Presiden dan Pak Gubernur. Kami sangat berharap secepatnya pembekuan ini dibuka kembali,” harap Kuera.(msi)