SIAU-Mantan Wakil Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) periode 2008-2013 Drs. Piet Kuera sedikit menceritakan pengalamannya ketika di daulat memimpin kabupaten penghasil komoditi pala terbesar di Indonesia tersebut bersama dengan bupati saat itu Toni Supit.
Saat bersua dengan politikanews.com di salah satu rumah makan di kawasan Boulevard II Sindulang, Kecamatan Tuminting, Kota Manado beberapa waktu lalu, Kuera menceritakan bahwa, selama menjadi wakil bupati saat itu, isrtinya (Ny.Kansil,red) sama sekali tidak pernah bertandang ke ruangan kerjanya di kantor Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro yang terletak di Kelurahan Ondong, Kecamatan Siau Barat, Sitaro.
“Saya tidak pernah ajak dan ibu (Ny. Kansil, maksudnya) juga tidak mau,” kata Kaka Piet, sapaan akrab politisi partai Golkar Sitaro ini.
Mantan Ketua DPD II Partai Golkar Sitaro ini juga mengatakan, selain tidak pernah bertandang ke ruangan kerjanya (ruangan wakil bupati,red) di kantor bupati, istrinya juga tidak pernah mengikuti kegiatan pemerintahan secara rutin (setiap hari) termasuk acara-acara yang dilaksanakan oleh SKPD, Pemerintah Kecamatan maupun Pemerintah Kelurahan/Kampung se kabupaten Sitaro.
“Kalaupun ikut kecuali diundang oleh SKPD. Tapi, biasanya beliau jarang hadir,” ungkap Kuera.
Kalaupun ikut mendampingi dirinya dalam kegiatan diluar rumah lanjut Kuera, hanya sebatas menghadiri acara duka, acara gereja maupun pesta nikah yang dilaksanakan oleh masyarakat. “Istri saya juga (mungkin) tahu etika dalam menempatkan diri sebagai istri seorang pejabat,” ungkap ayah Trigen Kuera, SE ini.
Kondisi yang sama tidak hanya berlaku dalam rutinitas dirinya sebagai wakil bupati. Namun, ketika istrinya juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kepulauan Sitaro saat itu, istrinya ikut memilah mana kegiatan yang perlu melibatkan dirinya dan mana kegiatan yang tidak perlu melibatkan dirinya. “Supaya terkesan baik dimata masyarakat,” jelas Kuera.
Dalam pilkada 2024 lalu, Kuera ikut menjadi salah satu Tim Striker bupati kepulauan Sitaro Chntya Kalagit, SKM dan Wakil Bupati Heronimus Makainas.
Bahkan, karena orasi politiknya yang terlalu berapi-api saat pilkada terbuka tahun 2024 lalu, Kuera sempat dilaporkan oleh anggota DPRD Provinsi Sulut Norman Luntungan ke Polda Sulut. Kini, politisi karismatik tersebut lebih memilih untuk tidak berada di sistim pemerintahan Kalangit-Makainas.
“Untuk saat ini saya lebih memilih fokus dengan rutinitas saya yakni di kebun. Ba kobong jo untuk saat ini,” celoteh Kuera menutup perkacapan dengan media ini.(msi)