JAKARTA-Untuk ketiga kalinya DPP Pelopor Angkatan Muda Indonesia (PAMI) ikut menduduki kantor Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) di Jakarta.
Aksi pendudukan kantor yang bermarkas di jalan Sudirman, Senayan, Jakarta ini Rabu, (2/12) hari ini sebagai bentuk protes lanjutan yang disampaikan kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk segera mencopot Rektor Unima Joseph Kambey, Ph.D karena diduga ikut melakukan Plagiasi.
Dalam rilis vidio yang dikirimkan kepada politikanews.com Rabu, (2/12) hari ini menunjukan, demo yang dipimpin Ketua PAMI Romi Rumengan dan Sepri Nelwan, SH.,SE ini ikut dijaga ketat oleh sejumlah polisi yang berasal dari Polda Metro Jaya (PMJ).
Dalam tuntutannya, PAMI mendesak Presiden RI melalui Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto untuk segera membatalkan SK penetapan Kambey sebagai rektor Unima.

“Kami minta Presiden Prabowo Subianto untuk segera menon-aktifkan rektor Unima saat ini. Kami mendesak kasus yang terjadi di UNM (Universitas Negeri Makasar) juga diberlakukan di Unima,” teriak Rumengan yang disambut tepuk tangan oleh para pendemo lainnya.
Tak hanya itu, dengan menggunakan pengeras suara dengan teknologi audio terbaik, para pendemo juga mendesak pihak Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) untuk langsung membebas-tugaskan rektor Unima tanpa menunggu putusan PTUN Jakarta.
“Bukti Plagiasi sangat kuat. Kami masyarakat kecil menuntut keadilan untuk menyelamatkan dunia pendidikan di Sulawesi Utara. Sayang, kampus ini mulai kehilangan kepercayaan masyarakat karena dipimpin oleh orang yang tidak memenuhi persyaratan,” katanya.
Setelah beberapa saat melakukan orasi, pihak Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) akhirnya ikut menerima delegasi 6 orang mewakili para pendemo untuk masuk ke ruangan khusus.
Mereka diterima sejumlah pejabat di lingkungan Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) diantaranya, Kabag Hukum, Kabag Humas, dan beberapa Kabag di lingkungan Sekretariat Jenderal.
“Kami tetap mendesak agar Menteri Brian Yuliarto segera menon-aktifkan rektor Unima,” ucap Rumengan saat menghubungi media ini.
Hingga berita ini ditulis, tatap muka antara perwakilan pendemo dengan pihak Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) di Jakarta masih berlangsung.(msi)


