SIAU-Tinggihnya curah hujan yang hampir sepekan ini melanda kabupaten Sitaro khususnya pulau Siau ikut direspon Liem Hong Eng atau yang biasa disapa Ci Uto.
Pengusaha yang belakangan ini namanya masuk dalam bursa calon bupati maupun wakil bupati Sitaro terkuat ini mengatakan, tinggihnya curah hujan di Siau dalam sepekan ini, bisa berdampak buruk terhadap lingkungan tempat tinggal masyarakat Siau yang umumnya menetap di daerah-daerah perbukitan.
“Hal yang perlu torang waspada adalah tanah longsor. Masih banyak saudara-saudara kita yang menetap di wilayah yang rawan dengan ancaman tanah longsor,” kata Ci Uto.
Perempuan kelahiran Siau 56 tahun lalu ini mengatakan, daerah yang wajib waspada dengan ancaman tanah longsor adalah, kecamatan Siau Barat Utara, Siau Timur dan Siau Barat Selatan.
“Di Sibarut ada beberapa kampung yang sangat rawan seperti Kinali, Mini, Hiung, Batubulang dan Nameng. 5 Daerah ini rawan dengan ancaman tanah longsor,” ungkap Ci Uto, yang juga istri tercinta dari Wakil Ketua DPRD Sitaro Jotje Luntungan, SE ini.
Lanjut Ci Uto, akibat tingginya curah hujan maka hal yang sering terjadi adalah, banjir dan longsor. Banjir ini terjadi akibat simpanan permukaan tidak mampu menampung air hujan yang lebih tinggi daripada biasanya. “Nah, torang di Siau masih sangat berpotensi terjadinya hal ini,” tutur Ma Ci, sapaan akrab Liem Hong Eng dikalangan anak muda di Siau.
Dalam pemikiran Ci Uto, pemerintah daerah melalui BPBD, harus siap siaga dalam menangani bencana banjir dan longsor. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan monitoring curah hujan serta hal-hal teknis lainnya.
“Yang lebih tahu itu adalah BPBD. Hanya saja saya menyarankan, jika kondisi curah hujan masih terus terjadi seperti ini, maka ada baiknya saudara-saudara kita yang tinggal di lereng gunung untuk merelokasi diri,” katanya.(alchri)
