TALAUD-Kebijakan Kementrian Perhubungan RI dan KSOP (Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan) Kelas III Manado untuk membuka kembali ijin pelayaran KM. Barcelona III tujuan Manado-Talaud PP rupanya tidak hany disambut positif para pengguna moda transportasi laut di negeri Porodisa tersebut.
Namun, sejumlah tokoh adat ikut memberikan apresiasi atas gerak cepat yang dilakukan pihak manajemen PT. Surya Pasifik Indonesia (SPI) yang beberapa waktu lalu ikut memberikan santunan kepada seluruh penumpang tak terkecuali.
“Siapapun pasti tidak mengingankan peristiwa ini terjadi. Tapi, kami menyatakan salut atas bentuk perhatian yang sudah dilakukan oleh pihak perusahaan bersama pemerintah daerah,” kata Sekretaris Dewan Adat Talaud Pdt. Anton Sulung, S.Th.
Menurut Pendeta Anton, untuk mengembalikan rasa traumatis yang dialami oleh para penumpang pada saat insiden tersebut, maka sejak pekan lalu dewan adat telah melaksanakan rapat untuk melaksanakan ritual khusus untuk menghilangkan rasa trauma para korban.
“Rencananya ritual tersebut kita akan laksanakan di lokasi kejadian, tapi, karena pertimbangan tertentu, maka kita pindah ke wilayah yang terdapat korban saja,” ungkap Pendeta Anton.
Menurut dia, hasil rapat yang dilaksanakan oleh dewan adat Talaud sepakat untuk menetapkan ritual adat yang dimaksud adalah, “Mamansunge Lai Mapatamudu Sasangngo/Rimuudda atau pemulihan hati dan jiwa dari trauma/ketakutan akibat peristiwa kecelakaan kapal. “Ritual ini nantinya akan melibatkan tokoh-tokoh agama se kabupaten Talaud,” jelas Sulung.
Dirinya juga menjelaskan bahwa, kebutuhan moda transportasi laut sudah menjadi kebutuhan pokok di kabupaten kepulauan Talaud. “Silahkan proses hukum jalan atas peristiwa tersebut, tapi kebutuhan pelayaran sebaiknya tetap berjalan dengan baik dan dewan adat mendukung kebijakan pemerintah. Semua ini demi kepentingan masyarakat Talaud,” katanya menutup pembicaraan tadi pagi.(msi)