Tuesday, August 5, 2025
HomeBerita UtamaKetua Sinode GMIST : Pembekuan DOC 5 Buah Kapal, Sama Saja Melumpuhkan...

Ketua Sinode GMIST : Pembekuan DOC 5 Buah Kapal, Sama Saja Melumpuhkan Ekonomi & Pelayanan Masyarakat di Kepulauan, Tolong Dibuka Kembali

TAHUNA-Ketua Sinode GMIST (Gereja Masehi Injili di Sangihe & Talaud) Pdt. Dr. Welmam Boba, M.Th mendesak agar para pemangku kebijakan di Indonesia termasuk KSOP (Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan) Kelas III Manado segera membuka ijin pelayaran dari 5 buah kapal yang bernaung dibawah bendera PT. Surya Pasifik Indonesia (SPI) yang sebelumnya DOC-nya (Document Of Compliance) sempat dibekukan.


Kepada politikanews.com pagi ini, Boba mengatakan ketergantungan masyarakat kepulauan khususnya yang berada di kabupaten Sangihe, kabupaten Talaud maupun kabupaten Sitaro akan moda transportasi tersebut sudah merupakan kebutuhan utama.

“Moda transportasi laut bagi kami masyarakat di kepulauan masih lebih baikketimbang pesawat. Membekukan moda transportasi ini, sama saja melumpuhkan ekonomi masyarakat di kepulauan,” kata Boba, Pendeta GMIST yang sebelum terpilih menjadi Ketua Sinode GMIST lama menetap di Eropa.


Lanjut Pendeta Boba, moda transoperasi laut saat ini tidak hanya dipakai untuk sirkulasi kebutuhan pokok masyarakat. Namun, moda transportasi laut ini juga dipakai untuk kebutuhan pelayanan Gereja, pemerintah, instansi maupun sektor swasta lainnya.

“Untuk itu, mohon dipertimbangkan kembali kebijakan pihak KSOP Manado maupun Kemenhub yang ikut membekukan 5 buah kapal laut yang selama ini melayani masyarakat di kepulauan. Masak, 1 kapal yang terbakar lantas 5 lainnya ijin pelayarannya harus ditutup,” ungkap Pendeta Boba.

Dalam pandangannya, ketika ada regulasi yang akan dilakukan pihak KSOP Manado pasca musibah kebakaran KM. Barcelona VA beberapa waktu lalu, maka sebaiknya regulasi tersebut dipertimbangkan dengan baik dan sebaiknya tidak merugikan kami masyarakat Nusa Utara.

“Menangkap tikus di dalam rumah cukup dengan menangkap tikusnya, bukan dengan cara harus membakar rumah,” celoteh Pendeta Boba.
Hal yang sangat memiriskan jika terjadi pengurangan moda transportasi laut ke 3 gugusan kabupaten di Nusa Utara taruhannya adalah nyawa manusia.

“Bayangkan saja, jika penumpang yang tertumpuk selama 2 hari kemudian harus dipaksakan dalam pelayaran 1 kapal. Ini bahaya untuk keselamatan manusia. Ini juga sangat kontraproduktif. Untuk itu kami bermohon, KSOP Manado dan instansi terkait lainnya segera membuka kembali DOP 5 buah kapal milik PT. SPI,” harap Pendeta Boba menutup percapakan tadi pagi.(msi)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments