MANADO-Sosok Prof. Dr. Sjamsi Pasandaran, M.Pd ternyata tak hanya dikenal sebagai Pakar Manajemen Pendidikan dari Unima. Namun, Guru besar Ilmu Pendidikan Unima ini, ternyata merupakan salah satu Konseptor pembuatan proposal pemekaran kabupaten kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Tak hanya itu, untuk menyakinkan DPOD (Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah, saat itu) dan Komisi II DPR RI soal kelayakan Sitaro menjadi daerah otonom, Prof Sjamsi ternyata menjadi salah satu pembicara di DPOD dan menyampaikan sejumlah dokumen pendukung terkait kelayakan pemekaran Sitaro menjadi daerah otonomi baru (DOB).
“Kebetulan saat itu Prof Sjamsi bertindak sebagai Ketua Tim Komunikasi Percepatan Pemekaran Sitaro,” kata Drs. Maxi Takumansang, salah satu anggota Tim Komunikasi.
Menurut Takumangsang, atas dasar pemaparan yang disampaikan Prof Sjamsi Pasandaran dan Tim 17 Panitia Pemekaran Kab. Kepl. Sitaro di hadapan DPOD dan anggota DPR RI dapil Sulut saat itu EE Mangindaan, SE, maka DPOD dan sejumlah personil Komisi II DPR RI sepakat untuk melakukan peninjauan lokasi ke Siau (Visiting).
Kunjungan Komisi II DPR RI ke Sitaro saat itu di pimpin oleh mantan Ketua Komisi II Frerry Mursyidan Baldan (alm) dan beberapa anggota komisi II lainnya termasuk Drs. Berny Tamara.
“Setelah melakukan kunjungan lapangan, akhirnya Komisi II dan DPOD sepakat untuk menindak-lanjuti proses pemekaran Sitaro menjadi DOB,” jelas Takumansang yang juga mantan Komisioner KPUD Kabupaten Bolmut 2 periode berturut-turut ini.
Tim Komunikasi Percepatan Pemekaran Sitaro sendiri dipimpin oleh Prof. Dr. Sjamsi Pasandaran, M.Pd dengan anggota terdiri dari Dr. Wilson Bogar, Drs. Maxi Takumansang, Drs. Wilson Takaedengan, M.Si, Drs. Jacried Maluenseng dan Drs. Hans Kalangit.(msi)