MANADO-Pakar Ilmu Komunikasi Politik Fisipol Unsrat Dr. Ventje Tatimu, M,Si ikut memberikan catatan khusus jika Penjabat Bupati Sangihe dr. Rini Tamuntuan akan bertarung di pilkada Sangihe 27 November 2024 mendatang.
Tatimu yang pernah menjabat Komisioner KPU Manado ini mengatakan, jika PDIP merekomendasi Tamuntuan untuk bertarung di pilkada Sangihe, maka Tamuntuan ikut memiliki sejumlah pekerjaan rumah berat yang harus dituntaskan dalam waktu dekat 2 sampai 3 bulan kedepan.
Pertama, perolehan suara PDIP pada pemilu 14 Februari baru-baru yang hanya meraup 6 kursi dari 25 kursi yang tersedia di DPRD Sangihe, ikut menjadi bahan evaluasi bagi Tamuntuan untuk menghidupkan kembali mesin partai di pilkada Sangihe.
“Meskipun meraih kursi terbanyak, namun perolehan kursi PDIP di DPRD Sangihe cuma 6. Terlalu sedikit dan tidak maksimal,” kata Tatimu.
Kedua, Tamuntuan juga diperhadapkan dengan tidak solidnya PDIP di Sangihe dalam menjalankan mesin partai. “Analisa politik saya PDIP di Sangihe itu terbagi 3 faksi dan ini tidak sehat untuk Tamuntuan jika akan bertarung di Sangihe. Waktu untuk melakukan rekonsiliasi politik tidak cukup. Masalahnya, pilkada sudah di depan mata,” jelas Tatimu.
Kalaupun terjadi rekonsiliasi politik di internal PDIP Sangihe lanjut Tatimu, maka kondisi itu semestinya sudah tercipta saat pemilu legislatif baru-baru saat Ketua DPRD Sulut dr. Fransiskus Silangen (suami Rini Tamuntuan,red) mencalonkan diri kembali dari dapil Nusa Utara.
“Saya berharap semestinya dr Andi akan mendulang suara signifikan di Sangihe. Tapi sepertinya masih belum, meskipun DPT Sangihe itu menyentuh 106 ribu lebih suara,” katanya.
Ketiga, belum tuntasnya masalah tambang rakyat di kabupaten Sangihe sepertinya akan menjadi salah satu kendala bagi Tamuntuan untuk melakukan penguatan di tingkat akar rumput.
“Penjabat Bupati saat ini serba dilematis soal tambang. Maju kena, mundur juga kena, dan ini akan terus berkepanjangan sampai di pilkada. Saya yakin, lawan politik akan menjadikan masalah ini sebagai komoditas politik. Pasti akan di goreng-goreng,” cetus Tatimu.
Kondisi politik saat pilpres 14 Februari baru-baru dengan pilkada serentak 27 November mendatang, dipastikan tidak akan berbeda jauh.
“Pemilih nantinya akan melihat siapa sosok calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang nantinya akan diusung partai politik, dan ini tanda awas buat PDIP di Sangihe maupun di Sulut. Masih banyak juga variabel penting lainnya,” ucap Tatimu saat berdiskusi sebelum bertolak ke Jakarta kemarin.(msi)