MANADO-Sejumlah elemen masyarakat terus menggaungkan penolakan bursa calon kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupaten kepulauan Sitaro yang sudah berkuasa selama belasan tahun di kabupaten Sitaro.
Status quo pemerintahan di kabupaten Sitaro selama ini, dinilai merupakan sebuah pelecehan terhadap iklim demokrasi tanpa ada perubahan dalam tatanan budaya organisasi maupun sistim pemerintahan.
“Kapan daerah ini akan bebas dari bermacam-macam intimidasi dan rekayasa pemerintahan jika masih di pimpin status quo,” teriak Drs. Salmon Jacobus, tokoh masyarakat Tagulandang dalam diskusi terbatas yang dilaksanakan Komunitas Generasi Muda Sitaro Sabtu, (02/03) kemarin.
Menurut Jacobus, hasil pemilu 14 Februari 2024 lalu ikut menunjukan bahwa, masyarakat Sitaro tidak lagi menghendaki pemimpin status quo di kabupaten Sitaro dalam pemilu 27 November 2024 mendatang.
“Masyarakat Sitaro sudah cerdas dalam menentukan pemimpin mereka. Fakta politik dilapangan menunjukan, mereka tidak bisa lagi di intimidasi, dibodohi atau diarahkan dalam pilkada November 2024 mendatang,” sambung Ferry Mahaganti, SH, tokoh masyarakat dari Siau.
Mantan Wakil Ketua DPC PDIP Sitaro ini mengatakan, banyak komitmen dan konsensus politik dari pemerintahan status quo yang tidak bisa dipegang dan tidak bermanfaat untuk masyarakat.
“Terlalu banyak pengusaha-pengusaha lokal kita yang hanya menjadi penonton di daerah sendiri. Kasihan, sampai kapan kondisi ini akan berlangsung di Sitaro,” cetus Mahaganti yang dalam diskui tersebut menjadi salah satu pembicara.
Hal menarik juga disampaikan Pakar Pendididkan Unima Prof. Dr. Mister Gideon Maru, SS.,M.Hum. Guru besar FBS Unima ini mengatakan, keterlambatan pembangunan di kabupaten Sitaro karena kesalahan masyarakat Sitaro dalam menentukan kriteria calon pemimpin.
“Saya berharap, masyarakat tidak salah lagi dalam menentukan kriteria calon pemimpin Sitaro di pilkada 27 November 2024 mendatang,” ujar Maru, yang tercatat sebagai salah satu Profesor termuda di Unima kelahiran Sitaro ini.
Senada dengan Maru, hal yang sama juga disampaikan salah satu tokoh muda Sitaro yang kini sukses menjabat Dirut Perumda Air Minum Kota Bitung Alfresd Salindeho, SE.,M.Si.
Menurutnya, butuh sebuah konsep dan penyamaan persepsi untuk memajukan Sitaro kedepan. “Masalah yang paling krusial adalah soal peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang mungkin masih butuh sentuhan dari calon pemimpin Sitaro kedepan. Bagaimana konsep menciptakan pemimpin yang anti KKN, bersahaja serta takut akan Tuhan mungkin harus menjadi prioritas utama,” urai Salindeho.
Diskusi terbatas yang dipandu mantan Ketua KNPI Sitaro Dedi Pasandaran, M.Par ini berhasil mengindentifikasi sejumlah calon pemimpin Sitaro yang mulai di dorong untuk bertarung dalam pilkada November 2024 mendatang.
Mereka diantaranya, Rektor Unima Prof. Dr. Ny. Pasandaran-Katuuk, M.Pd, Dirut Perumda Air Minum Kota Bitung Alfreds Salindeho.
Tak hanya itu, Nama Dr. Rivo Manangsang, SE.,MM, Ronal Takarendehang, SE, dr. Vanny Tamangsang, Drs. John Palandung, M.Si, Norman Luntungan (Perindo), juga ikut di dorong untuk bertarung di pilkada Sitaro November 2024 mendatang.
Selain beberapa tokoh masyarakat diatas, hadir dalam dikusi tersebut Dr. Paulus Tamaka, M,Pd, Orlando David, SE, Maxi Sidayang, SE, Fresly Edah, Goldfird Bawotong, S.Pd, Helfis Salindeho (msi)