BITUNG-Nama Direktur Utama Perumda Air Minum Duasaudara Kota Bitung Alfreds Salindeho, SE., MM dan nama mantan Pucuk Pimpinan KGPM (Kerapatan Gereja Protestan Minahasa) Gembala Tedisius Batasina, S.Th masuk deretan bursa bakal calon Wakil Walikota Bitung di pilkada 27 November 2024 mendatang.
Sosok Sir Ape belakangan masuk salah satu nama yang lirik DPD PDIP Sulut untuk dipaketkan dengan Walikota Bitung saat ini Ir. Maurits Mantiri, MM. Kehadiran Salindeho dinilai bisa mendongkrak elektabilitas Mantiri pasca dipastikan akan ‘cerai’ dengan Hengky Honandar dipilkada November mendatang.
“Sir Ape bisa melengkapi kelemahan Maurits Mantiri saat ini, dan bisa mengganti popularitas Honandar saat pilwako Bitung tahun 2020 lalu. Saya dapat info, Sir Ape masuk salah satu nama yang digodok PDIP,” jelas Angky Palit, S.Sos, warga Pinokalang, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung.
Lanjut Palit, pasca tidak retaknya hubungan politik antara Mantiri dan Honandar saat ini, maka, PDIP harus lebih selektif dalam mencari pengganti Honandar untuk dipatenkan bersama Mantiri di pilkada nanti.
“Selain punya kekuatan logistik, popularitas juga wajib di hitung. Kalau nama Sir Ape tak perlu diragukan lagi soal popalritasnyanya di kota Bitung. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa pasti kenal,” katanya.
Tak hanya Sir Ape. Salah satu tokoh Nusa Utara di Kota Btung yang namanya mulai dilirik di pilwako kota Bitung adalah, Gbl Tedisius Batasina, S.Th.
Bahkan, perkembangan terakhir menunjukan, Gembala kelahiran pulau Lembeh kota Bitung ini, masuk salah satu calon kuat wakil walikota dari partai Gerindra kota Bitung.
“Beliau akan dipaketkan dengan Ketua Gerindra kota Bitung. Ini juga duet algojomengingat, Gembala Tedisius bisa mendulang suara dari warga Nusa Utara yang hampir 60 persen pemilik suara di kota Bitung,” ucap sumber resmi di Gerindra Sulut.
Gembala Tedisius Batasina sendiri saat dihubungi ikut mengakui jika namanya mulai digadang gadang untuk bertarung di pilkada kota Bitung nanti.
“Semua ini berproses, saya imani bahwa, jika Tuhan berkenan, maka tidak ada yang tidak mungkin,” cetus Batasina, rohaniawan asal kampung Kapeta, Siau Barat Selatan ini.(msi)
